"Kalo udah gede kamu mau jadi apa?""Aku mau jadi penulis""Kenapa?""Soalnya jadi penulis itu hebat...""Hebat kenapa?""Ya, hebat. Semua yang dirasain sama penulisnya bisa dirasain juga sama yang baca hehe. Kan buat jadi penulis gak perlu hebat buat ngeluarin argumen langsung pake pembicaraan. Penulis cukup nulis apa yang ada dipikirannya terus orang bisa ngerti deh apa yang dimaksud sama penulis itu. Hebat kan?""Oh iya iya. Terus apa lagi?""Ya gitu, penulis itu bisa ngerubah dunia pake tulisannya, bisa buat dunia pake tulisannya. Aku pengen banget jadi penulis hehe"
Dulu, pertama kali aku dihebohkan dengan kata-kata baru yaitu cita-cita, aku berkata bahwa cita-cita itu milik orang dewasa; anak kecil itu cuman berharap dan berusaha untuk menjadi dewasa. Sejak taman kanak-kanak aku dan teman-temanku diajak untuk menggali apa yang ingin kami lakukan setelah dewasa dan akan menjadi apa setelah dewasa. Akan tetapi, yang terpenting cita-cita itu bukan timbul karena alasan untuk menjadi apa ketika kita besar nanti. Cita-cita itu adalah harapan dan alasan dari apa yang akan kita lakukan setelah besar nanti untuk diri kita dan orang-orang yang ada disekitar kita.
Dulu, pertama kali aku masuk ke sekolah dasar di daerahku, guru kelasku berkata "Nanti kalo udah gede mau jadi apa?". Perlahan-lahan aku dan anak-anak lainnya meneriakkan cita-cita yang besar dan yang kami tahu saat itu. Sejak sekolah dasar anak-anak kecil dibawa untuk menggali apa yang akan mereka lakukan setelah lulus sekolah dasar, masuk ke sekolah menengah pertama, lulus dan masuk ke sekolah menengah atas, memilih masuk keperguruan tinggi atau langsung menjadi bagian dari masyarakat luas. Anak-anak kecil pasti akan selalu menggambarkan cita-citanya dengan penuh warna, alasan dan harapan yang luas. Sedangkan setelah dewasa mereka perlahan-lahan mulai membangun cita-cita yang sebenarnya dengan alasan yang lebih konkrit dan lebih sempit. Akan tetapi percayalah apapun cita-cita dan harapan yang telah dibangun selama ini bukanlah hal yang sia-sia, cita-cita dan harapan adalah motivasi yang akan memberikan warna yang indah dan kekuatan yang hebat untuk menggapainya. Percayalah cita-cita itu ada untuk menjadikan kita sebagai masyarakat yang berguna dan menjadi anak-anak kecil yang bersemangat.
Dulu aku juga sering mendengar bahwa cita-cita itu menggambarkan apa yang ada didalam diri kita. "Gapailah cita-citamu setinggi langit", yaa gapailah setinggi mungkin dan lakukan yang terbaik atas apa yang telah kita cita-citakan. Jika kita berharap dengan jangka yang begitu panjang dan besar, maka perjuangan kitapun harus selalu berporsikan seperti apa cita-cita yang akan kita gapai. Kalaupun setelah dewasa cita-cita mulia kita dulu bukanlah jalan yang tepat, tetaplah berusaha.
Sejak SD dan SMP aku bercita-cita untuk menjadi seorang penulis. Banyak orang mengatakan untuk apa menjadi seorang penulis, alasan apa untuk aku bercita-cita untuk menjadi seorang penulis? Aku selalu menjawabnya dengan harapan besar bahwa aku berharap menjadi penulis karena penulis akan mempersempit lubang keegoisan dari argumen-argumen diri sendiri. Mengapa bisa mempersempit libang keegoisan? Ya, karena bukan hanya orang dewasa yang dapat menulis dan menyampaikan dunianya dalam tulisan, tetapi anak kecilpun bisa menuliskannya dengan baik dan menyampaikan dunianya diatas kertas. Menulis bagi diriku bukanlah sebuah pekerjaan, tetapi sebuah kesenangan dan kepuasan batin untuk menyampaikan apa yang tidak dapat aku sampaikan hanya denga kata-kata. Kalaupun sejak SMA aku perlahan-lahan mulai menggali diri apa yang sebenarnya ingin aku lakukan setelah besar nanti, penulis adalah kesenangan yang tidak dapat aku tinggalkan. Meski sekarang setelah lulus dan menjadi mahasiswa yang tidak ada kaitannya dengan dunia tulis menulis, aku berusaha untuk tetap menulis dan membuat dunia yang ingin aku gambarkan...